JAKARTA, BABEMOI.id – Permintaan bahan pangan umumnya meningkat saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, yang disebabkan oleh peningkatan kegiatan persiapan dan perayaan lebaran. Kebutuhan akan bahan makanan pokok seperti beras, daging, sayuran, dan bahan makanan lainnya mengalami lonjakan yang cukup besar.
Kondisi ini dapat mengakibatkan kenaikan harga bahan pangan secara keseluruhan, memberikan dampak langsung terhadap daya beli masyarakat.
Kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Dalam Negeri dan Badan Pangan Nasional, tengah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dan mengelola situasi ini. Koordinasi intensif antara pusat dan daerah dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan dan mengendalikan inflasi harga.
“Pentingnya koordinasi intensif pemerintah daerah untuk memetakan situasi dan kondisi bahan pangan pokok masing-masing wilayah dalam rangka mengantisipasi potensi kekurangan pasokan maupun kenaikan harga pangan pokok menjelang Idul Fitri 1445 H,” kata Plh SUPD I, Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Kemendagri, Gunawan Eko Movianto pada giat Rakor Pangan Pusat-Daerah menjelang Idul Fitri di Jakarta, Senin, 25 Maret 2024.
Langkah-langkah yang dapat diambil pemerintah daerah meliputi optimalisasi koordinasi antara Satgas Pangan Daerah dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), pemantauan harga harian secara intensif, penyediaan informasi harga pangan yang terkini untuk masyarakat, serta penjaminan keamanan dan kelancaran distribusi barang.
Dalam forum online yang dihadiri oleh Dinas pengampu urusan Pangan seluruh Indonesia, Koordinator Stabilisasi Harga Pangan Badan Pangan Nasional, Jan Piter Sinaga, mengapresiasi dukungan Kementerian Dalam Negeri dalam pengendalian inflasi pangan bergejolak.
Beberapa kegiatan strategis dalam pengamanan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang perlu koordinasi antara Pusat-Daerah termasuk penyaluran beras SPHP dan Cadangan Beras Pemerintah komersial, penyaluran bantuan pangan, Gerakan Pangan Murah, fasilitasi distribusi pangan, SPHP Jagung, penguatan data dan informasi pangan, serta koordinasi pengendalian inflasi.
“Pengawasan terhadap bahan pangan pokok menjadi hal yang penting bagi daerah, baik sebelum maupun setelah Hari Raya Idul Fitri. Langkah ini dianggap krusial untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga pangan bagi masyarakat, mengingat adanya lonjakan permintaan pada momen tersebut,” ungkap Jan Piter Sinaga.
Selanjutnya, dalam upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan, Badan Pangan Nasional melakukan monitoring dan evaluasi stok dan harga pangan terpadu lintas Kementerian/Lembaga.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, pada kesempatan yang sama menyampaikan beberapa inovasi untuk memenuhi pangan Jawa Tengah, diantaranya pengembangan mie mocaf, mie jagung, dan beras analog untuk cadangan pangan serta menggalakkan konsumsi dan pemanfaatan pangan lokal di Provinsi Jawa Tengah.