JAKARTA, BABEMOI — Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI) – KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) meminta Presiden Jokowi memberi perhatian dan solusi kongkret atas jeritan para pengemudi terkait kelangkaan solar.
Terlebih kelangkaan Solar turut mempengaruhi distribusi kebutuhan logistik apalagi menjelang Lebaran Idul Fitri.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum FSPTSI-KSPSI, HM. Jusuf Rizal di markas besar FSPTSI di Cibubur, Jakarta saat melakukan koordinasi dengan organisasi DBOKC (Driver-Biker-Ojek Kamtibmas Community) Mitra Kepolisian FSPTSI.
Jusuf Rizal dan para pengurus FSPTSI berkumpul untuk menyikapi keluhan anggotanya terkait kelangkaan penyediaan Solar yang sudah hampir tiga bulan.
DBOKC-FSPTSI merupakan organisasi serikat pekerja yang mewadahi para pengemudi (Driver), Biker dan Ojek seluruh Indonesia. Melalui wadah FSPTSI-KSPSI tersebut berbagai aspirasi dicari solusi yang solutif, baik masalah pungli, premanisme, Odol, hingga masalah perlindungan hukum dan kesejahteraan sosial bagi para pengemudi.
“Saat ini para pengemudi menjerit dan kesulitan akibat kelangkaan minyak solar. Laporan dari berbagai daerah, para pengemudi harus berjam-jam antri. Bahkan harus menginap di SPBU untuk membeli jatah solar dan juga dibatasi,” tegas Jusuf Rizal yang juga Ketua Presidium Jokowi-Amin di President Center pada Pilpres 2019 itu.
Berbagai daerah mayoritas mengalami kelangkaan Solar. Mulai Sumatera, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur dan lainnya. Antrean mobil truk besar maupun kecil mengular di pinggir jalan. Ini sudah berlangsung tiga bulan lebih.
“Karena itu FSPTSI-KSPSI meminta Presiden Jokowi memperhatikan kondisi ini. Para pengemudi sudah bekerja membantu pemerintah mendistribusikan logistik hampir keseluruh negeri, tapi membeli solar saja sulitnya minta ampun,” tegas pria berdarah Madura-Batak Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu.
Dikatakan masalah kelangkaan Solar ini sesungguhnya harus ikut menjadi perhatian Menko bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto maupun Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziah. Sebab satu sisi menyangkut sektor ekonomi, dan pada sisi lain menjadi masalah tenaga kerja pengemudi.
Masalah kelangkaan Solar ini juga tidak hanya sekedar sulit diperoleh, tetapi juga ketersediaan Solarnya diberbagai daerah. Ini menjadi kekhawatiran para pengemudi. Misalnya di Jawa Timur tersedia, tapi ketika di Kalimantan Timur, kosong ini menimbulkan problem bagi para pengemudi.
Diharapkan pemerintah segera mengatasi masalah ini secara konprihensip. Bukan parsial seperti pemadam kebakaran. Begitu ada masalah baru dibuat aturan. Manajemen seperti itu sudah ketinggalan zaman di era revolusi industri seperti saat ini.
“FSPTSI-KSPSI berharap ada solusi cepat dari Presiden Jokowi dan menugaskan Kabinetnya bekerja kreatif dan solutif. Karena menjelang Lebaran Idul Fitri distribusi logistik akan meningkat. Jika kelangkaan Solar terus terjadi, bisa-bisa memicu aksi demo atas ketidakpuasan kinerja pemerintah,” ujar Jusuf Rizal, Ketum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia) itu.
FSPTSI-KSPSI, lanjut Jusuf Rizal, juga memberikan solusi, misalnya ada penyediaan kupon tertentu di SPBU tertentu, khusus bagi para pengemudi angkutan logistik. Jadi tidak dicampur dengan kendaraan umum.
Untuk itu FSPTSI-KSPSI melalui DBOKC (Driver-Biker-Ojek Kamtibmas Community) bisa bersinergi mengioordinir lintas komunitas pengemudi Indonesia.
Berdasarkan catatan Redaksi, FSPTSI-KSPSI merupakan organisasi anggota KSPSI Pimpinan Yorrys Raweyai yang bergerak di sektor jasa bongkar muat serta mewadahi para pengemudi, biker maupun ojek seluruh Indonesia, serta bergerak di Industri Transportasi Nasional.