DEPOK, BABEMOI — Presiden LSM LIRA HM. Jusuf Rizal membunyikan alarm peringatan untuk Presiden Jokowi dalam menata Kabinet. Pasalnya, para menteri Kabinet Indonesia Maju dinilai terlalu sibuk mikir Pilpres 2024 ketimbang memaksimalkan kinerja pemerintahan.
“Saat ini memang banyak menteri-menteri Jokowi tidak bekerja maksimal, termasuk dalam mengatasi Pandemi Covid-19. Ini membahayakan Jokowi,” tandas Jusuf Rizal yang juga Ketua Presidium Relawan Jokowi-Maruf Amin, The President Center kepada media di Studio Lira TV, Depok, Jawa Barat, Selasa (10/8/2021).
Jusuf Rizal melihat banyak menteri dan pejabat negara yang lebih sibuk membangun jaringan untuk kepentingan diri dan kelompoknya menuju Pilpres 2024.
Karena itu, Jusuf Rizal selaku relawan Jokowi memandang perlu dilakukan reshuffle untuk meningkatkan kinerja dan membuang para sengkuni yang membahayakan Kabinet Indonesia Maju.
Hal tersebut disampaikannya merespon beredarnya berita viral yang dikatakan hoaks, bahwa Jokowi telah memecat Menhan Prabowo Subianto (Ketum Gerindra) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto (Ketum Golkar). Meski berita itu tidak benar, tapi ini tetap menjadi sorotan publik.
Berdasarkan catatan Jusuf Rizal, saat ini sedikitnya ada 18 nama yang beredar mau mencalonkan diri maju pada Pemilihan Presiden 2024. Sembilan diantaranya dari Kabinet Jokowi.
Sebut saja Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga Ketua Umum Partai Gerindra yang terang-terangan mau maju Pilpres 2024. Al hasil kinerjanya tidak begitu menonjol, tapi diduga lebih fokus mempersiapkan jaringan.
Ada lagi Airlangga Hartarto, Ketum Partai Golkar yang juga Menko Perekonomian. Ia juga gencar berkampanye secara terselubung. Namun setiap kinerjanya banyak dipersiapkan memperkuat jaringan ke masyarakat guna pencitraan.
Kemudian Menteri BUMN, Erick Thohir yang juga punya syahwat mau maju menjadi Presiden 2024. Tidak heran diduga banyak Direksi dan Komisaris BUMN dari kroninya untuk persiapan Pilpres 2024. Selain itu giat kumpulkan logistik.
Diam-diam Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko juga punya hasrat kuat untuk ikut maju menjadi Capres 2024. Diduga KLB Demokrat diharapkan menjadi perahu untuk memuluskannya selain organisasi HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) yang dipimpinnya.
Dari analisa para Relawan Jokowi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, juga ikut mempersiapkan jaringan yang muaranya juga menuju Pilpres 2024.
Kemudian Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan juga ternyata mau maju Pilpres 2024. Meski dibantah tapi politik itu memang demikian. Faktanya pergerakan itu terus berjalan.
“Saya malah menduga-duga dan berspekulasi, kemungkinan masuknya TKA (Tenaga Kerja Asing) dari China sudah di Grand Design untuk persiapan pemilih pada Pilpres 2024. Karena gelombang yang masuk ke Indonesia, meski Covid-19, terus terjadi,” tegas pria berdarah Madra-Batak Ketum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia) itu.
Bagaimana dengan Sandiago Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu, tanya media? Menurut Jusuf Rizal Sandiago juga punya hasrat. Tapi apakah untuk Pilpres 2024 atau 2029, dilihat dari peta politik kedepan.
Menyusul Menteri Sosial, Tri Risma Harini yang juga diperkirakan ikut meramaikan bursa Capres 2024. Lalu Kepala BIN (Badan Intelijen Negara), Budi Gunawan juga di lapisan bawah disebut-sebut juga mau tampil kandidat Capres 2024.
Diluar itu ada yang juga ambisi mau perebut kursi panas Presiden 2024-2029 adalah Ketua DPR RI, Puan Maharani, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dan Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti.
Disusul Gubernur DKI, Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur, Khofifah dan Indar Parawansa.
Sosok Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga masuk radar nyapres 2024.
“Jika melihat peta perebutan Pilpres 2024 yang sudah di ancang-ancang itu, tentu merugikan Jokowi sebagai Presiden. Mesin Kabinetnya tidak bekerja maksimal. Jokowi bisa saja dijadikan tumbal untuk kepentingan para sengkuni,” tegas pria penggiat anti korupsi itu.
Melihat realita itulah, Jusuf Rizal mengusulkan agar Jokowi punya tim intelijen sendiri guna memperoleh informasi yang lebih akurat terhadap dinamika yang terjadi di bawah.
Kemudian melakukan reshuffle kabinet dengan figur-figur yang lebih fokus mengurusi kepentingan negara daripada kepentingan pribadi dan kelompoknya.
“Jika tidak ada keberanian Jokowi mengambil langkah strategis, politis dan taktis, Kabinet Indonesia Maju akan oleng. Sebab hampir semua menteri tidak berjalan optimal dengan alasan Pendemi Covid-19,” tegas Jusuf Rizal.